Program Studi Kimia UIN Sunan Kalijaga Sukses Gelar Kuliah Umum, Kupas Tuntas Potensi Bisnis Kimia di Era Industri 4.0

YOGYAKARTA, 9 Oktober 2025 – Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga telah sukses menyelenggarakan Kuliah Umum Kimia #29 pada hari Rabu, 8 Oktober 2025. Mengusung tema "Potensi Bisnis Kimia di Era Industri 4.0: Dari Laboratorium ke Pasar", acara ini menghadirkan praktisi industri sekaligus alumnus, Koko Astowo Putro, S.Si., yang saat ini menjabat sebagai Branch Manager di PT Wika Intinusa Niagatama.

Bertempat di Ruang Teatrikal FST UIN Sunan Kalijaga, kuliah umum ini menarik antusiasme tinggi dari mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin memahami bagaimana ilmu kimia bertransformasi menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di era digital.

Dalam paparannya, Koko Astowo menguraikan bagaimana Industri 4.0, dengan teknologi kunci seperti Internet of Things (IoT), Big Data, dan Artificial Intelligence (AI), telah merevolusi industri kimia. "Industri kimia modern bukan lagi sekadar laboratorium, melainkan sebuah smart factory yang efisien, inovatif, dan ramah lingkungan," ujarnya. Ia menjelaskan bagaimana IoT memungkinkan pemantauan proses produksi secara real-time , sementara AI dan Big Data dapat digunakan untuk memprediksi tren pasar dan mengoptimalkan produksi.

Koko juga memaparkan besarnya potensi pasar kimia di Indonesia, yang merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Beberapa sektor unggulan yang disorot antara lain:

  • Kosmetik dan Perawatan Diri: Pasar ini bernilai USD 8,09 miliar pada tahun 2023 dan diproyeksikan terus tumbuh.
  • Pupuk (Agrochemical): Pasar pupuk di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar USD 9 miliar pada tahun 2025.
  • Produk Pembersih Rumah Tangga: Nilai pasar untuk produk kebersihan dan higienitas mencapai sekitar USD 3,99 miliar pada tahun 2024.
  • Green Chemicals: Tren global menuju produk ramah lingkungan membuka peluang besar untuk bahan kimia berbasis hayati seperti surfaktan biodegradable.

Salah satu fokus utama dalam presentasi adalah surfaktan, bahan aktif yang menjadi tulang punggung banyak produk. Data menunjukkan bahwa produk pembersih mendominasi pasar surfaktan dengan porsi 62,9%. Koko menekankan pentingnya inovasi pada surfaktan yang ramah lingkungan, seperti Alkyl Polyglucoside (APG), yang memiliki sifat biodegradable dan tingkat iritasi rendah terhadap kulit.

Untuk memberikan gambaran nyata, Koko menyajikan contoh rencana bisnis fiktif bernama "PT. KIMIA UIN SEJAHTERA". Melalui studi kasus ini, peserta diajak untuk memahami langkah-langkah strategis dari analisis pasar, pengembangan produk kimia hijau, strategi pemasaran, hingga proyeksi keuangan untuk mendirikan usaha di bidang kimia.

"Acara ini dirancang untuk membuka wawasan mahasiswa bahwa lulusan kimia memiliki prospek karier yang sangat luas, tidak hanya sebagai analis laboratorium atau QC, tetapi juga sebagai seorang wirausahawan inovatif di industri kimia," ungkap Ketua Program Studi Kimia UIN Sunan Kalijaga. "Kehadiran alumni yang sukses di industri seperti Bapak Koko Astowo diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa kami."

Kuliah umum ini berhasil menjembatani dunia akademis dengan industri, menunjukkan bahwa konsep-konsep kimia yang dipelajari di laboratorium memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk komersial yang bernilai ekonomi tinggi dan berdaya saing global.

Berita Terkait

Berita Terpopuler